Viral Aksi Grafiti Sopir Bajaj: Pak Presiden, Kami Lapar…

Jakarta | Perspektiftoday-Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah sopir bajaj melakukan aksi grafiti untuk menyampaikan isi curhatan mereka kepada Presiden Jokowi, viral di media sosial.

Video aksi grafiti sopir bajaj yang menyinggung Presiden Jokowi tersebut diunggah Politisi Partai Demokrat Andi Arief lewat cuitannya di Twitter, seperti dilihat pada Jumat 9 Juli 2021.

“Aksi grafiti sopir bajaj, ‘Pak Jokowi kami lapar’,” cuit Andi Arief sambil membagikan video supir bajaj tersebut.

Dilihat dari video itu, tampak sejumlah bajaj berwarna biru hitam berjejer di pinggir sebuah jalan raya.

Pada bagian belakang sejumlah bajaj tersebut terlihat tulisan grafiti. Dalam tulisan itu, para sopir bajaj tersebut menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa mereka lapar.

“Pak Presiden, Kami Lapar,” demikian narasi grafiti yang tertulis di belakang sejumlah bajaj tersebut.

Selanjutnya, terdengar seorang pria sopir bajaj membacakan isi tulisan yang tertulis di belakang bajaj milik mereka.

“Pak, sopir bajaj lapar tuh pak. Pusing, kurang makan. Doa ibu,” ujar sopir bajaj yang merekam video itu sambil memperlihatkan tulisan grafiti di bajaj miliknya.

Akan tetapi, hingga berita ini ditayangkan belum diketahui pasti kapan dan di mana lokasi peristiwa dalam video viral itu direkam.

Namun pastinya, video sopir bajaj yang diunggah kader Partai Demokrat Andi Arief tersebut menuai respons dari sejumlah netizen.

Salah seorang netizen pengguna Twitter Kak_Aisyah, menilai permintaan para sopir bajaj itu salah alamat lantaran mereka meminta kepada Presiden Jokowi.

Menurutnya, seharusnya sopir bajaj tersebut meminta rezeki kepada Allah SWT dan bukannya kepada Presiden Jokowi.

“Ya salah pak minta rezeki itu bukan sama Presiden, tapi sama Allah. Allah kan Maha Kaya. Trus yang nge-tweet juga sama. Dia kira Presiden bisa kasih makan 200jutaan rakyatnya. Presiden az yang kasih makan Allah, minta sama yang kasih makan Presiden dan keluarganya,” ujarnya.

Netizen lain menilai pernyataan di atas juga salah konteks. Jika demikian, orang bisa saja menduduki lahan seenaknya dengan mengatakan itu tanah milik Allah. Atau siapa saja bisa tidur di ruangan dalam istana dengan mengatakan jika istana juga milik Allah. Tidak begitu juga, bukan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *