Rabu , 11 Aug 2021, 17:20 WIB | Reporter :Alkhaledi Kurnialam
Jakarta | Perspektiftoday -Baru-baru ini warganet dibuat kagum dengan peristiwa meninggalnya seorang ulama asal Banten dengan tanda-tanda husnul khotimah (akhir yang baik). Usai mengucap dua kalimat syahadat saat menjadi wali nikah seseorang, tokoh agama tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.
Sebenarnya banyak kisah menceritakan kondisi wafatnya seseorang dengan tanda-tanda husnul khotimah. Ada yang meninggal dalam keadaan syahid di medan perang, ada juga yang memiliki tanda husnul khotimah di atas ranjang, seperti Bilal bin Rabah yang di ujung hayatnya sempat memberi pesan kepada anaknya supaya tidak menangisinya, dengan mengatakan, “Putriku, jangan menangisi aku. Besok aku akan bertemu para kekasih, Muhammad dan sahabatnya.”
Husnul khotimah adalah harapan setiap muslim. Karena akhir dari kehidupan di dunia menjadi penentu kehidupan kita selanjutnya. Jika akhir seseorang baik, maka akan mendapatkan kehidupan di kampung akhirat yang baik pula. Sebaliknya, jika akhir seseorang buruk, maka akan mendapatkan azab yang dahsyat, mulai dari siksa kubur, hingga siksaan neraka yang pedih.
Ada beragam cara untuk mendapat khusnul khotimah yang diajarkan Allah SWT dan Rasul-Nya. Berikut adalah lima cara menggapai khusnul khotimah yang dijelaskan Dr. Muinudinillah dalam bukunya, “Khusnul khotimah, jalan menggapai indahnya kematian menuju kebahagiaan abadi.”
Berdoa memohon husnul khotimah
Allah SWT adalah zat yang Maha pemberi dan Maha penjawab semua permintaan hamba-Nya. Sehingga doa adalah langkah pertama bagi seseorang yang ingin meraih husnul khotimah.
Salah satu doa yang bisa diamalkan adalah seperti firmah Allah SWT:
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا ۚ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu”, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.” (QS. Ali Imran: 193)
Ada juga doa dari hadist Nabi SAW:
اللَّهمَّ أحسِنْ عاقبتَنا في الأمورِ كلِّها ، وأجِرْنا من خِزيِ الدُّنيا وعذابِ الآخرةِ
Artinya: “Ya Allah, jadikan segala urusan kami berakhir dengan baik. Dan lindungi kami dari bencana dunia dan azab akhirat” (HR. Ahmad).
Istiqamah dalam berislam
Menjalani kehidupan dengan upaya sungguh-sungguh untuk berislam, yakni dengan menjauhi larangan-Nya dan menaati perintah-Nya adalah salah satu cara menggapai khusnul khotimah. Karena kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput, apakah ketika dalam keadaan beriman atau kufur.
Seorang yang berupaya untuk teguh dalam Islam, dikatakan Nabi Muhammad SAW akan dituntun oleh Allah SWT untuk terus beramal soleh sebelum kematiannya. Ini sesuai dengan hadist Nabi dari Anas RA bahwasanya Nabi pernah bersabda, “Jika Allah SWT menghendaki kebaikan bagi seseorang, Dia akan memperlakukannya dengan baik. Sahabat bertanya, Bagaimana Dia memperlakukannya?, Beliau menjawab, Dia menuntunnya untuk beramal soleh sebelum kematiannya.” (HR. Tirmidzi).
Islamisasi hidup
Menghidupkan ajaran Islam dalam setiap gerak kehidupan seorang Muslim merupakan salah satu cara mencapai khusnul khotimah. Mulai dari yang terkecil seperti cara makan, cara buang air atau hanya sekedar cara tidur.
Allah SWT berfirman dalam Alquran:
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Artinya: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS. al-Baqarah:132)
Mengingat mati
Mengingat mati diyakini merupakan salah satu faktor yang akan mengantarkan kepada khusnul khotimah. Karena semua kemaksiatan pangkalnya adalah mengikuti syahwat dan melupakan kematian. Mengingat mati disebut adalah cara cerdas untuk menjaga amal salih seseorang.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya dan beramal setelah matinya. Dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR. Hakim dan Tabrani)
Menjaga semangat dakwah dan jihad
Bangga dengan Islam diyakini dapat melahirkan kebahagiaan dalam mengamalkannya dan mendorong untuk selalu berdakwah dan memperjuangkan Islam. Semangat mengamalkan dan memperjuangkan Islam juga mengantarkan seseorang untuk menjaga keimanan sampai menemui Allah SWT:
Allah berfirman dalam Alquran:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
Artinya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27).