Jakarta | Perspektiftoday– Menurut World Health Organization (WHO) infodemi adalah situasi ketika terlalu banyak informasi termasuk informasi palsu atau menyesatkan di lingkungan digital dan fisik selama wabah penyakit.
Hal Ini dapat menyebabkan kebingungan, perilaku pengambilan risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan ketidakpercayaan pada otoritas kesehatan.
Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho mengatakan sejak zaman dulu berbagai macam hoaks sudah bertebaran tetapi di era media digital, media sosial ini hoaks dapat berputar, menyebar dengan sangat cepat dan berdampak sangat masif.
Masuk di era pandemi, masyarakat Indonesia juga masif menggunakan media sosial. Tidak hanya menerima informasi, masyarakat juga aktif menyebarkan informasi yang mereka terima.
“Nah kalau dalam catatan kami di Mafindo, selama tahun 2020, itu jumlah hoaks itu dua kali lipat dibanding 2019 padahal tahun 2019 itu adalah tahun politik ya tahun pemilu, hoaksnya sudah sangat banyak tetapi 2020 itu dua kali lipat dan 37% itu terkait dengan isu kesehatan,” ujar Septiaji .
Dampak dari hoaks tentang Covid-19 ini bersifat serius dan bisa dilihat secara langsung. Banyak isu-isu mengenai pandemi menyebar dan dipercayai oleh masyarakat sedangkan narasi-narasi yang dibuat oleh otoritas dari pemerintah malah diabaikan oleh sebagian masyarakat.
“Jadi kalau kita belum mendapatkan sumbernya secara langsung, kemudian juga kita masih ragu, maka crosscheck dulu ke sumber-sumber yang sudah jelas dan juga kepada situs-situs ataupun sumber yang menyediakan klarifikasi atas periksa fakta,” saran Septiaji.