Jakarta | Perspektiftoday-Baru-baru ini, media top Amerika Serikat (AS), History mengunggah topik yang sangat menarik bagi warga Indonesia. Unggahan itu adalah tentang sejarah merek mi instan kebanggaan Indonesia, Indomie. Melalui Facebooknya, History pun secara lengkap membeberkan sejarah hingga sosok dibalik terciptanya rasa Indomie goreng yang melegenda. Ia tidak lain adalah Nunuk Nuraini, ‘sang peracik bumbu Indomie’ yang telah berpulang 27 Januari lalu.
Oleh History, Nunuk bahkan digambarkan sebagai ikon yang telah membuat Indonesia menjadi negara pemakan mi terbesar kedua di dunia.
“Indomie sudah menjadi sinonim dari mi instan di Indonesia. Meskipun merek tersebut sekarang menawarkan berbagai macam rasa, rasa Mi Gorengnya tetap menjadi yang terlaris – sebuah ikon yang telah membantu mengubah Indonesia menjadi negara pemakan mi terbesar kedua di dunia. Siapa yang menciptakan fenomena Mi Goreng ini? Nunuk Nuraini,” kata History mengawali tulisannya.
History kemudian melanjutkan kisah awal mula pemasaran Indomie oleh perusahaan Salim Group yang membawahi Indofood. Diceritakan bahwa Salim Group adalah salah satu konglomerat terbesar di Indonesia dan mereka mulai meluncurkan Indomie pada tahun 1972. Itu setahun setelah pengusaha Jepang Momofuku Ando menciptakan mi instan cup. Indomie merilis produk pertamanya yang bernama Kaldu Ayam, mi instan dengan bumbu rasa ayam.
Barulah pada tahun 1982, Indomie memperkenalkan rasa baru yang disebut Mi Goreng. Menurut History, Mi Goreng adalah varian mi kering pertama yang terinspirasi oleh hidangan mi goreng Indonesia dengan nama yang sama.
Media yang terkenal akan liputan sejarah dunianya itu lalu menyebut bahwa varian Mi Goreng kini menjadi sangat populer di dunia. Nunuk adalah wanita di balik ‘penciptaan jenius dari rasa Mi Goreng’, tulis History di lamannya.
“Rasa itu (Mi Goreng) telah menemukan popularitasnya tidak hanya di seluruh Asia Tenggara tetapi juga di Australia, Nigeria, dan negara-negara lain di seluruh dunia. Nunuk Nuraini adalah wanita di balik penciptaan jenius ini,” sambung History.
Seakan mengenang jasanya, profil Nunuk pun diceritakan cukup lengkap oleh History. Itu termasuk bagaimana Nunuk lulus dalam bidang teknologi pangan hingga bagaimana ia telah mengembangkan varian rasa Indomie selama hampir 30 tahun.
“Ia bertanggung jawab dalam pengembangan rasa Indomie selama hampir 30 tahun. Selain rasa Mi Goreng, ia juga menggarap varian-varian rasa Indomie lainnya, (seperti) Soto, Kari Ayam, Sambal Matah, dan Rendang.
“Sayangnya di awal tahun 2021, Indomie mengumumkan bahwa dia telah meninggal dunia. Banyak yang berduka atas kematiannya dan mengucapkan rasa hormat serta belasungkawa di media sosial mereka. Mereka mengucapkan terima kasih atas warisannya dan melabelinya sebagai Bunda Indomie.
“Apakah Anda penggemar rasa Mi Goreng yang terkenal?” tutup History seraya menyertakan gambar bungkus Indomie rasa Mi Goreng Jumbo original dan foto Nunuk.
Pembahasan sejarah hingga profil sang Bunda Indomie dari History ini pun langsung sukses menyedot perhatian warganet. Bahkan, banyak di antaranya yang berasal dari luar Indonesia. Terlihat dalam kolom komentar, mereka beramai-ramai memuji rasa Mi Goreng yang memang diakui sangat nikmat.
Tak jarang pula warganet asing yang mengatakan bahwa Indomie adalah ‘penyelamat’ di kala lapar. Sementara yang lain mengaku langsung memasak dua bungkus Indomie untuk menghormati Nunuk.
“Itulah pentingnya Indomie bagi Ghana,” komentar seorang pengguna Facebook.
“Ini favorit keluarga kami… Kami orang Filipina tetapi kami lebih suka ini daripada mi kami, ‘Lucky Me, Pancit Canton….(Indomie Mie Goreng) Yang terbaik!” sambung yang lain.
“Indomie adalah penyelamat hidup kita di UEA ketika kita masih menunggu gaji. Hanya memasaknya dengan telur rebus, dan Anda sudah kenyang,” sahut yang lain.
“Saya mencobanya sekali di kios supermarket, setahun sebelum pandemi. Saya masih suka rasanya yang gurih, apalagi dengan telur gorengnya. Jika pernah ada cinta pada rasa pertama, ini adalah salah satunya,” tambah seorang pengguna asal Antipolo, Filipina.
“Suka ini!! Ini adalah makanan rumahan saya selama pandemi 2020 lalu, dan ini murah di Landers (supermarket di Filipina)!!” tambah yang lain.
“Saya baru saja merebus dua bungkus untuk menghormatinya (Nunuk),” tulis seorang pengguna Facebook dari Manila.[akurat]