Perspektiftoday-Keterlibatan perempuan dalam kehidupan masjid di Amerika Serikat terus mengalami peningkatan. Hal ini didasarkan pada survei rumah ibadah AS yang disampaikan baru-baru ini. Keterlibatan tersebut bahkan peningkatannya mencapai lebih dari seperempat dari semua peserta sholat Jumat dalam rentang 2011-2020.
Studi tersebut dilakukan oleh Ihsan Bagby, seorang profesor studi Islam, sebagai bagian dari studi Komunitas Iman Hari Ini (FACT) 2020. Dalam studi itu, disampaikan bahwa perempuan mewakili lebih dari seperempat peserta di hanya 14 persen dari masjid AS pada 2011.
Kemudian keterwakilan tersebut meningkat menjadi 21 persen pada 2020. Meski ada peningkatan, laki-laki terus menjadi bagian terbesar dari kehidupan masjid di AS, terutama pada sholat Jumat di sebagian besar masjid AS.
Laki-laki merupakan mayoritas jamaah sholat Jumat di 94 persen masjid, dan tidak ada masjid di mana laki-laki membentuk kurang dari tiga dari 10 peserta sholat Jumat. Survei tersebut juga menemukan bahwa ketika 44 persen masjid tidak memiliki anak pada sholat Jumat yang biasanya terjadi pada hari sekolah, 55 persen anak hadir di masjid.
Porsi wanita yang relatif kecil di antara jamaah masjid Jumat sejalan dengan hasil survei Pew Research Center sebelumnya terhadap orang dewasa Muslim Amerika. Studi terbaru dari Center, yang dilakukan pada 2017, menemukan bahwa wanita Muslim lebih kecil kemungkinannya dibandingkan pria untuk menghadiri ibadah di masjid setiap Ahad, dengan perbandingan 37 persen dan 48 persen.
Hal itu mencerminkan pemahaman tradisional di antara banyak Muslim. Kehadiran pada saat sholat Jumat diwajibkan untuk pria tetapi tidak untuk perempuan. Di seluruh dunia, pria Muslim sering kali jauh lebih mungkin daripada wanita Muslim dalam mendatangi masjid, meski tidak ada kesenjangan gender dalam hal frekuensi sholat atau pentingnya agama dalam kehidupan Muslim di sebagian besar negara yang disurvei.
Walaupun wanita menjadi bagian yang relatif kecil peserta sholat Jumat, studi FACT menemukan bahwa sebagian besar masjid AS atau 55 persen memiliki kelompok wanita yang berdedikasi. Ada sebanyak 77 persen yang memiliki kegiatan atau program khusus untuk perempuan.
Pada kedua langkah ini, upaya masjid telah berkembang sejak 2011. Saat itu, hanya 29 persen masjid yang memiliki kelompok perempuan. Tujuh dari sepuluh atau 69 persen memiliki kegiatan atau program khusus untuk perempuan.
Perempuan juga telah mendapatkan lebih banyak perwakilan di dewan masjid. Sekitar sembilan dari sepuluh masjid AS atau 88 persen mengizinkan wanita menjadi dewan pengawas mereka atau semacam badan administratif serupa, dan 61 persen mengatakan wanita telah bertugas di dewan di beberapa titik dalam lima tahun terakhir.
Sebagai perbandingan, satu dekade lalu sekitar tiga perempat masjid atau 77 persen mengizinkan perempuan untuk menjabat sebagai dewan direksi, dan hanya sekitar setengah atau 51 persen yang mengatakan bahwa perempuan telah melayani dalam lima tahun terakhir.