Setiap Makhluk Mengucap Bismillah

PerspektiftodayReligi-Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi menyebutkan bahwa semua entitas lewat lisanul hal (keadaannya) mengucap bismillah. Menurut dia, semua makhluk sejatinya mengucap bismillah

Benarkah demikian?

Dalam bukunya yang berjudul “Tuntunan Generasi Muda”, Said Nursi menjelaskan, kalau engkau melihat seseorang mampu menggiring manusia ke satu tempat dan memaksa mereka melakukan berbagai kewajiban, tentu engkau berkeyakinan bahwa orang itu tidak sedang memerankan dirinya dan tidak menggiring manusia atas nama dan kekuatannya. 

Akan tetapi, menurut Nursi, orang tersebut adalah seorang prajurit yang bertindak atas nama negara dan bersandar kepada kekuatan pemimpin.

“Nah, seluruh entitas juga menunaikan tugasnya atas nama Allah Swt. Dengan bismillah, benih-benih yang sangat kecil memikul sejumlah pohon yang sangat besar dan berat. Artinya, setiap pohon mengucap bismillah dan mengisi rantingnya dengan buah-buahan yang berasal dari kekayaan rahmat Ilahi guna dipersembahkan kepada kita,” kata Nursi.

Menurut Nursi, setiap kebun mengucap bismillah sehingga menjadi dapur bagi qudrah ilahi sebagai wadah untuk mematangkan berbagai makanan yang nikmat. Setiap hewan yang penuh berkah, seperti unta, kambing, dan sapi juga mengucap bismillah, sehingga menjadi sumber yang memancarkan susu  berlimpah. Atas nama Dzat Pemberi Rezeki, ia berikan kepada kita nutrisi yang  paling lembut dan paling  bersih.

Selain itu, menurut Nursi, akar-akar setiap  tumbuhan dan rumput yang lembut juga mengucap bismillah, serta membelah dan menembus batu karang  yang keras dengan nama Allah. 

“Sehingga dengan nama Allah dan ar-Rahman ini, segala sesuatu ditundukkan untuknya,” jelas Nursi.

Dalam kitab monumentalnya yang berjudul Rasail an-Nur, Said Nursi juga menjelaskan bahwa bismillah itu bacaan yang supermulia sehingga Allah Swt memilihnya sebagai bacaan pembuka bagi Kitab Suci-Nya, Alquran. 

Menurut dia, bismillah memiliki tiga keagungan yang indah dan perlu dimaknai oleh setiap Muslim.

Pertama, keagungan uluhiyyah (ketuhanan).

Kedua, keagungan rahmaniyyah (kasih).

Ketiga, keagungan rahimiyyah (kasih sayang).

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *