JAMBI – PTPN IV Regional 4 atau yang sebelumnya dikenal sebagai PTPN VI, salah bagian dari PTPN IV PalmCo dengan wilayah operasional di Jambi dan Sumatera Barat mengalami perubahan siginfikan pasca aksi korporasi yang berlangsung Desember 2023 lalu.
Enam bulan berjalan, perusahaan yang mengelola perkebunan sawit sebagai komoditas utama serta teh dan kopi itu bertransformasi di hampir semua lini di bawah kepemimpinan Region Head Ospin Sembiring.
Pemegang saham mempercayakan bekas SEVP Operation PTPN V yang pernah bersama-sama Dirut PTPN V saat itu dan sekarang menjadi Dirut PTPN IV, Jatmiko Santosa yang berhasil melaksanakan transformasi di PTPN V (sekarang PTPN IV Regional III) tersebut sebagai pucuk PTPN IV Regional 4
Jambi-Sumbar.
Kepercayaan yang terlihat mulai membuahkan hasil kala Ospin sanggup memetakan dan mengurai satu persatu persoalan serta merajut kekompakan. Dengan tipikal kepemimpinan yang tegas, Ospin memangkas perbedaan yang selama ini menjadi salah satu batu sandungan dalam mencapai tujuan.
Di awal kepimpinannya, pria 57 tahun itu memanfaatkan waktunya untuk ‘blusukan” langsung di dua provinsi bertetangga wilayah operasionalnya. Mulai dari Batang Hari hingga Lima Puluh Kota. Mulai dari Sungai Bahar hingga Danau Kembar.
Blusukan itu bukan tanpa alasan. Tujuan utamanya adalah bagaimana dia percaya bahwa laba bersih perusahaan berpotensi tiga kali lipat lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp103,66 miliar.
“Dengan kebun sawit kita 34 ribu hektar, potensi keuntungan kita seharusnya Rp300 miliar dalam setahun,” kata dia.
Untuk mencapai target tersebut, Ospin selanjutnya merajut kekompakan segenap karyawan. Gaya kepemimpinannya yang tidak membatasi diri pada setiap level karyawan membuat dia mendapat fakta di lapangan secara langsung dan memberikan solusi setiap persoalan yang ditampungnya.
Dia percaya bahwa sumber daya manusia PTPN 4 Regional IV cukup mampu bersaing untuk mendukung dan melaksanakan beragam perbaikan, mulai dari yang paling sederhana seperti kebersihan pabrik dan kebun hingga yang paling kompleks sekalipun.
“Dulu, apa-apa usulan, kebanyakan langsung kena cut. Belakangan itu kita ubah. Semua usulan kita tampung, kita buat skala prioritas. Ada usulan itu yang langsung diakomodir semua, ada yang sebahagian. Tapi semuanya dapat. Cara-cara seperti ini membikin orang di lapangan mulai semangat,” ujarnya.
Semangat itu semakin menggelora manakala Ospin tegas mengatakan bahwa Regional 4 jangan menjadi beban bagi Palmco. “Kita harus bisa berdiri di kaki sendiri! Kita musti punya harga diri!” pintanya.
Kini, segenap karyawan Regional 4 memilki tanggung jawab dan Ospin selalu menindaklanjuti seluruh komitmen dan tugas para bawahannya. Hal yang juga belum pernah dirasakan oleh para anak buahnya sebelumnya. Hasilnya, pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran.
Ospin juga tidak ragu untuk menyebarluaskan nomor pribadinya sebagai whistleblower system untuk mencegah terjadinya fraud dan kesalahan.
Sedikit demi sedikit perubahan mulai terlihat. Dari sisi operasional, perusahaan berpotensi meraih laba bersih lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya setelah pada tahun ini setelah berhasil membukukan laba bersih Rp65 miliar pada Mei tahun ini. Begitu juga dengan efesiensi unit usaha komoditas teh yang berhasil ditekan hingga Rp13 miliar.
Akselerasi PSR
Tidak hanya sisi operasional perusahaan, Regional 4 kini juga telah menjalin kemitraan baru dengan petani plasma seluas 720 hektare.
Ia mengakui bahwa selama ini kemitraan di Regional 4 tidak terjalin dengan optimal. Namun, di bawah kepemimpinannya serta dukungan dari jajaran Direksi PTPN IV PalmCo yang dinakhodai Jatmiko Santosa, ia percaya kemitraan akan menjadi bagian dari program utama dalam memperkuat petani plasma.
Pada tahun ini, ia mengatakan mendapat target untuk dapat membantu meremajakan perkebunan sawit petani seluas 3.000 hektare.
“Dalam RKAP target tahun ini 3.000 hektare. Tapi yang baru memungkinkan itu masih sekitar 1.500 hektare. Insya Allah kita akan garap secara perlahan,” demikian Ospin.( A)