Persapektiftoday– Pada awal diumumkannya PPKM dan ketakutan yang semakin meningkat terhadap Covid-19, sontak beberapa teman bertanya pada saya apa sih yang namanya Chemtrails itu?
Wah istilah lama itu muncul lagi, begitu pikir saya dalam hati. Kenapa konsep itu sontak muncul lagi saat orang sedang dilanda kecemasan Covid?
Chemtrails arti harfiahnya adalah jejak kimia. Yang jadi pertanyaan teman-teman itu adalah makna konotatifnya persisnya seperti apa? Ini berkaitan dengan penyemprotan bahan-bahan kimia yang dilakukan lewat udara. Pertanyaan selanjutnya, apa yang disemprot dan mengapa?
Namun seturut semakin banyaknya berbagai tulisan ihwal Chemtrails itu, beberapa kelompok diskusi yang kerap diposting lewat internet mengatakan bahwa Chemtrails itu bukan semprotan dari bahan kimia, tetapi bahan biologis.
Beberapa kalangan yang optimis mengatakan bahwa Chemtrails merupakan program penyemprotan yang dilakukan sebagai obat untuk mengimunisasi kita terhadap zat biologis yang mungkin akan disebarkan oleh para teroris.
Tapi yang lebih kritis dan skeptis bilang Chemtrails yang merupakan program semprotan yang dilakukan dari ketinggian itu, menggunakan bahan biologis berbahaya yang sengaja disebarkan untuk membuat kita semua sakit, membunuh yang tua dan lemah, pemusnahan kawanan manusia sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi populasi ke tingkat yang dipercaya sebagai tingkat yang berkelanjutan.
Lebih seramnya lagi, ada yang mengatakan bahwa Chemtraisl itu, ketika semprotan dari udara dilakukan, zat yang jatuh ke Bumi, akan mengubah alkalinitas atau elektro-konduktivitas tanah sehingga hanya makanan yang dimodifikasi secara genetik saja yang akan tumbuh, yang hanya akan menguntungkan bagi perusahaan agrobisnis multinasional seperti Monsanto dan Archeer Daniels Midland (ADM) dengan mengapus tanah warisan.
Klaim liar lainnya, seperti ditulis Jerry E. Smith dalam Bukunya berjudul Weather Warfare, meyatakan bahwa semprotan itu adalah bagian dari sistem pengendalian pikiran rahasia atau dibuat untuk melindungi diri kita dari invasi alien ruang angkasa atau membuat dunia ini lebih layak huni bagi mereka.
Pandangan macam ini tentu terdengar cukup gila-gilaan dan tidak masuk akal. Tapi kejahatan yang dilakukan pada skala yang canggih dan rumit, para pelakunya memang punya logikanya sendiri.
Betapa tidak. Seperti penelusuran Jerry Smith dalam bukunya itu, beberapa dokumen telah menyingkap aktivitas beberapa lembaga dan organisasi sipil dan akademis di bawah naungan pemerintah untuk menyuntikkan zat ke atmosfir untuk beberapa dekade, seperti iodida perak dan barium seperti sudah kita lihat. Juga pelepasan unsur kimia telah dilakukan lewat balon, pesawat dan roket. Bahkan lewat platform stasioner dari puncak gunung.
Kalangan militer juga lewat beberapa dokumen terungkap adanya progam pelepasan sebagai bagian dari aktivitas penginderaan dan komunikasi. Aktivitas tersebut meliputi pelepasan “Sekam” penghambat batas radar selama latihan dan berbagai percobaan dan operasi dalam mengembangkan dan menggunakan komunikasi dan teknologi pencitraan canggih.
Program semacam ini biasanya dilakukan dengan jubah kerahasiaan demi alasan keamanan nasional. Padahal sejatinya merupakan program penelitian para ilmuwan yang dikombinasikan dengan sebuah operasi rahasia yang berbahaya.
Jadi Chemtrails yang asal kata awalnya adalah kontrail, merupakan jejak kondensasi (konversi air darii gas ke cairan) yang ditinggalkan oleh pesawat yang lewat. Biasanya yang sering itu lewat pesawat jet komersial.
Chmestrails menurut Jerry Smith, diduga keras merupakan gas uap kimia atau material lain yang sengaja dilepaskan, baik disemprotkan dari nozel, atau sebagai partikel yang dicampur dengan bahan bakar pesawat yang meniru kontrail.
Jadi waktu membaca-baca lagi bahan terkait Chemstraisl ini, saya berani bilang, kalau ada yang dengan tergesa-gesa menuduh informasi semacam ini sekadar teori konspirasi, maka itu merupakan teknik propaganda untuk menutupi fakta terkait Chemtrails ini. Atau untuk mempengaruhi kita supaya tidak mengusut atau menginvestigasi lebih dalam apa yang sesungguhnya terjadi.
Sebab beberapa dokumen maupun bukti situasional mengindikasikan adanya kegiatan-kegiatan yang mengarah pada program penyemprotan dari udara itu, baik mlibatkan lembaga dan organisasi akademik yang dikelola perguruan tinggi, maupun militer seperti Pentagon dengan dukungan perusahaan agro bisnis seperti Monsanto.
Kalau program penyemprotan bahan kimia dan biologis tersebut dipandang sebagai teori konspirasi, lantas bagaimana ketika yang semula dianggap konspirasi ternyata terbukti benar bahwa ada persekongokolan bisnis dan politik melibatkan sebuah korporasi seperti Enron, atau penyemprotan zat mematikan di Vietnam yang melibatkan korporasi agrobisnis multinasional macam Monsanto?
Dalam kasus perang Vietnam semasa perang dingin, sebuah perusahaan agro-ekonomi terkemuka Amerika Serikat Monsanto, terungkap pernah memasok tentara AS zat-zat mematikan untuk membunuh warga sipil Vietnam dengan dalih mereka merupakan orang-orang berhaluan komunis.
Adapun zat-zat mematikan yang digunakan tentara AS berdasarkan pasokan dari korporasi milik Monsanto itu, dikenal dengan sebutan AGENT ORANGE. Jadi semacam zat kimia beracun yang digunakan tentara AS membunuh warga sipil Vietnam, dengan dalih bahwa warga sipil tersebut merupakan anggota tentara gerilya Vietcong.
Seperti kita ketahui, di era perang dingin antara AS versus Uni Soviet dan Cina, Vietnam Selatan dan Vietnam Utara terlibat perang saudara. Vietnam Selatan yang didukung oleh AS dan NATO, berhadapan dengan Vietnam Utara yang didukung Soviet dan Cina.
Namun dampaknya bagi warga sipil Vietnam benar-benar tragis. Dioxin, salah satu elemen paling mematikan dari Agent Orange, telah menimbulkan masalah kesehatan yang cukup serius seperti penyakit kanker, cacat kandungan sehingga berakibat anak lahir dalam keadaan cacat fisik dan mental, maupun penyakit-penyakit mematikan lainnya.
Bahkan menurut informasi, masih ada jutaan warga sipil Vietnam yang saat ini masih menderita dampak dari penggunaan Agent Orange tersebut. Sebab penyakit tersebut menurun pada para anggota keluarga keturunannya.
Atas dasar hal tersebut, pihak Vietnam telah menggugat Monsanto melalui pengadilan di San Fransisco, akibat penyakit kanker yang diderita warga Vietnam akibat zat kimia beracun Agent Orange. Dan pengadilan San Fransisco mengabulkan gugatan Vietnam. Sehingga korporasi Monsanto tersebut harus membayar ganti rugi sebesar 289 juta dolar AS.
Berarti konspirasi sejatinya bukan teori, tapi konspirasi dalam praktek. Ya, lebih tepatnya, praktek konspirasi.[]
Penulis: Hendrajit, pengkaji geopolitik, Global Future Institute.[TheGlobalReview]