Penulis : Rosita Dewi Sartika Simbolon
NIM : C0C024024
PRODI : D3 AKUNTANSI
KELAS : B
Universitas Jambi
Perspektiftoday_ Teknologi saat ini sudah tidak dapat dielakan lagi, baik itu di seluruh dunia maupun di Indonesia. Kemajuan teknologi ini sudah menyatu dengan kehidupan. Akibat dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat berbeda-beda sesuai dengan kompleksitasnya, begitu juga dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia semua dapat disebarluaskan secara bebas melalui internet. Dengan adanya internet, mengakses berbagai informasi bukan lagi perkara yang sulit. Tidak bisa dipungkiri hal yang dulu sangat susah untuk dilakukan kini dapat dengan mudah untuk didapatkan. Misalnya dahulu jika ingin mendapatkan informasi mengenai berita kita bisa mendapatkannya di koran, radio, atau televisi tetapi sekarang kita bisa dengan mudah mendapatkannya lewat smartphone secara cepat.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya teknologi seperti Internet, selain memberikan dampak positif bagi generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa, juga membawa dampak negatif yang sulit untuk dihindari. Sehingga dapat menimbulkan permasalahan dan kekhawatiran bagi orang tua dan masyarakat. Mengingat dampak negatif ini dapat mengakibatkan melemahnya ketahanan sosial dan budaya, maka diperlukan cara untuk mencegah kemerosotan moral generasi muda sebagai generasi muda.
Ada beberapa langkah yang dapat di ambil untuk menghadapi dampak negatif pengguna internet. Pertama, penting untuk membatasi waktu pemakaian perangkat dan mendorong interaksi sosial secara langsung. Pembatasan ini dapat membantu mendorong generasi muda dalam keseimbangan yang sehat antara dunia digital dan dunia nyata. Selain itu, pelatihan literasi digital dan keterampilan berpikir kritis juga penting. Generasi muda harus didorong untuk membedakan antara informasi yang dapat dipercaya dan yang tidak, dan mengembangkan pemikiran kritis yang diperlukan untuk menafsirkan informasi dengan bijak
Memasuki era globalisasi, Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan dalam penerapan di keseharian masyarakat. Masuknya ideologi alternatif melalui internet ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat di Indonesia tak terbendung.
Di era digital ini penerapan Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara menghadapi tantangan dengan munculnya budaya asing yang menggeser budaya leluhur, Maraknya penyebaran hoaks dan informasi yang memecah belah bangsa dan negara, dimana hal itu melanggar nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia, imbuhnya memberi contoh.Ditambahkan pula, terjadi pula kemerosotan nilai-nilai moral yang mengancam eksistensi nilai-nilai luhur bangsa. Selain itu, terkikisnya rasa empati dan peduli terhadap sesama.
Anak-anak muda atau generasi zaman sekarang tidak suka membaca. Mereka lebih menyukai visual dari pada teks yang naratif. Generasi lebih membutuhkan contoh atau teladan dari generasi sebelumnya perkembangan media digital di era internet menuntut media mengedepankan kecepatan dalam menyampaikan informasi kepada publik. Era media daring menjadi contoh konkret dimana terjadi praktik mengedepankan kecepatan dalam menyampaikan informasi kepada publik daripada media cetak atau TV dan radio.
Namun kecepatan dalam konteks berita seringkali membuat awak media maupun masyarakat lupa harus melakukan verifikasi. Di sinilah hoaks bermunculan. Sebab itu, saring informasi yang masuk sebelum di-sharing , Perlu terobosan dalam menanamkan Pancasila sebagai ideologi kepada generasi muda di tengah perkembangan internet dan kemajuan teknologi.
Zahra memberikan rekomendasi implementasi nilai-nilai Pancasila di era globalisasi. Salah satunya memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan masyarakat. Selain itu, membumikan nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan dan pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan di semua lini dan wilayah.Pancasila saat ini diajarkan dan diperkuat melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dengan menekankan pada teori dan praktek. Implementasi nilai-nilai Pancasila akan lebih mudah terlihat dalam praktek berbangsa dan bernegara jika Pancasila menjadi rujukan. Lebih lanjut Zahra menambahkan, menanamkan kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak ideologi Pancasila sangat penting. Untuk itu kita wajib memanfaatkan kemajuan internet dengan tepat guna dalam upaya mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan mental dan ideologi bangsa Indonesia Makin Canggih
Saya berharap kegiatan ini dapat mendorong terciptanya talenta-talenta digital baru di Indonesia yang lebih berkualitas dan siap membantu mewujudkan visi Indonesia digital, Berdasarkan hasil survei di tahun 2021, indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,49 atau naik dari pencapaian tahun sebelumnya 3,46. Angka tersebut masih kategori sedang belum mencapai kategori baik. Oleh karena itu, tugas kita bersama untuk membekali masyarakat dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital,” tutur Semuel. Pemerintah menargetkan pada 2024 ada 50 juta orang yang sudah terliterasi digital. Untuk itu, Kementerian Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi serta mitra dan jejaringnya hadir untuk memberikan pelatihan digital yang menjadi kemampuan dasar bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Pelatihan yang diberikan berbasis pada empat pilar yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital. Hingga 2021 lalu program tersebut telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi di seluruh Indonesia.[****]