Menkes Jepang Tegas: 2 Warga Meninggal karena Vaksinasi Covid-19, Bukan karena Zat Asing

Jakarta | Perspektiftoday-Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, Norihisa Tamura mengungkapkan dua warganya yang meninggal setelah disuntik vaksin bukan dikarenakan adanya zat asing seperti serbuk karet di dalam botol vaksin, tapi karena alasan lain.

“Kali ini yang meninggal bukan karena yang tercampur zat asing, tapi sisa vaksin yang tidak digunakan, dan hubungan sebab akibat masih belum diketahui,” ungkap Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, Norihisa Tamura, Minggu (9/8/2021) di NHK TV dalam acara Debat Minggu.

Menteri Norihisa Tamura menyatakan niatnya untuk menyelidiki hubungan sebab akibat sesegera mungkin.

“Kami sedang dalam proses penyelidikan karena kami harus mencegah terulangnya, termasuk penyebabnya, tetapi kami ingin segera mengungkapkan informasi kepada publik. Saya ingin para ahli memberikan evaluasi yang solid,” ujarnya.

Tamura juga mengomentari keadaan darurat yang jatuh tempo pada tanggal 12 September 2021..

“Jika Anda melihat standar untuk orang yang baru terinfeksi Covid-19, cukup sulit mengingat situasi saat ini karena Tokyo hanya dapat dicabut jika ada kurang dari 500 orang orang per hari.”

“Jadi, agar tingkat penggunaan tempat tidur menjadi kurang dari 50 persen, akan sangat penting untuk menambah jumlah tempat tidur di fasilitas medis sementara,” kata dia.

Sementara itu mengenai peningkatan infeksi yang cepat pada anak-anak, Tamura mengarakan jika penyebaran Covid-19 terjadi di sekolah, seluruh kelas harus segera diperiksa administrasinya.

“Dan segera mendapatkan perawatan medis jika ada orang yang terinfeksi virus corona,” kata dia.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang mengatakan dua orang meninggal beberapa hari setelah menerima dosis kedua vaksin virus corona (Covid-19) Moderna.

Dikutip dari laman Voice of America, Minggu (29/8/2021), para pejabat kementerian itu menyampaikan bahwa vaksin yang digunakan berasal dari persediaan yang telah dihentikan penggunaannya pada Kamis lalu, setelah ditemukannya zat kontaminan.

Sementara itu, saat ini kementerian tersebut mengaku sedang menyelidiki penyebab kematian dua warga mereka yang terjadi pada awal bulan ini.

Pemerintah Jepang dan Moderna juga telah mengatakan sebelumnya bahwa tidak ada masalah yang diidentifikasi terkait vaksin yang dihentikan itu.

Tindakan penghentian itu merupakan bagian dari ‘upaya pencegahan’.

Sebelumnya, Jepang menghentikan penggunaan 1,63 juta dosis vaksin Moderna setelah adanya laporan kontaminasi pada beberapa lot.

Pernyataan tersebut disampaikan produsen obat Takeda dan Kementerian Kesehatan negara itu pada Kamis waktu setempat.

Takeda, yang bertanggung jawab atas penjualan dan distribusi vaksin Moderna di Jepang, mengatakan telah menerima laporan dari beberapa pusat vaksinasi bahwa zat asing telah ditemukan di dalam botol yang belum dibuka dari lot tertentu.

“Setelah berkonsultasi dengan Kementerian Kesehatan, kami telah memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin dari lot mulai 26 Agustus,” kata Takeda.

Perusahaan itu mengaku telah menyampaikan informasi ini kepada Moderna dan meminta untuk segera dilakukan penyelidikan.

Namun Moderna belum menanggapi permintaan ini.

Takeda tidak merinci sifat kontaminasi tersebut, namun mengatakan bahwa sejauh ini mereka belum menerima laporan tentang masalah kesehatan yang ditimbulkan dari dosis yang terpengaruh itu.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Jepang mengatakan akan bekerja sama dengan Takeda untuk mengamankan dosis alternatif demi menghindari gangguan pada program vaksinasi negara itu, yang kini telah mengalami peningkatan setelah sempat lambat pada awal program.

Sekitar 43 persen populasi Jepang saat ini telah divaksinasi secara penuh, namun negara itu sedang berjuang melawan lonjakan rekor kasus baru yang didorong oleh varian Delta yang diketahui lebih menular.

Sekitar 15.500 orang di negara itu telah meninggal karena Covid-19 selama masa pandemi ini.

Sedangkan sebagian besar wilayah di Jepang tengah berada di bawah sistem pembatasan.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *