Mengapa Rasulullah SAW Dilarang Mengumandangkan Adzan oleh Allah SWT? ini Penjelasan dari Gus Baha

PerspektiftReligi

KH. Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha pernah menyampaikan perihal mengapa Allah SWT melarang Rasulullah SAW untuk adzan.

Gus Baha menjelaskan bahwa ada alasan mengapa Allah SWT melarang Rasulullah SAW untuk adzan.

Kita tahu bahwa dalam sejarah peradaban umat Islam orang yang pertama kali mengumandangkan adzan sayyidina Bilal bin Rabah.

Dimana hampir semua umat Islam tahu bahwa orang yang paling sering dan pertama mengumandangkan adzan adalah sayyidina Bilal.

Meskipun kita tahu bahwa Rasulullah SAW merupakan manusia paling mulia di muka Bumi ini.

Nah, inilah salah satu alasan mengapa Allah SWT melarang Rasulullah SAW untuk mengumandangkan adzan.

Gus Baha menjelaskan bahwa Rasulullah SAW itu tidak bisa ditiru. Meski kita tahu bahwa ada ayat Al-Qur’an yang mengharuskan umat muslim untuk meneladani suri tauladan Rasulullah SAW.

Namun, Gus Baha mengatakan hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, beliau mempunyai penjelasannya.

Sebelum ke topik utama Gus Baha menjelaskan tentang hukum sholat berjamaah.

“Nabi itu tidak bisa ditiru. Jamaah ini perhatikan. Berjamaah itu hanya fardhu kifayah atau sunnah muakadah,”ucap Gus Baha.

“Intinya menurut ulama itu antara hukum jamaah itu sunnah muakadah atau fardhu kifayah,” tambahnya.

Nah, dari sini kita bisa menyimpulkan mengapa Allah SWT melarang Rasulullah SAW untuk adzan.

Sebab, apabila Rasulullah SAW mengumandangkan adzan nanti hukum sholat berjamaah menjadi fardhu ain.

“Itu kalau sampai Nabi yang adzan hukum berjamaah jadi fardhu’ ain. Makanya orang mulia itu dilarang adzan,”

“Karena nanti yang tidak wajib akan menjadi wajib. Makanya Nabi itu dilarang adzan oleh Allah,”

“Karena kalau Nabi yang adzan berjamaah menjadi fardhu ain. Masa dipanggil Nabi malah tidur,”

“Nah, kalau yang manggil Bilal tidur saja, lagian cuman Bilal saja. Jangan sampai ulama berpikir seperti itu,”

“Makanya jadi ulama itu tidak perlu geer karena bukan Nabi. Jadi, kalau tahu santri tidak datang terima saja,”

“Jadi orang itu harus sadar diri,” pungkas Gus Baha.***

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *